IMPLEMENTASI KERJASAMA BIDANG PENGABDIAN AMIKOM DAN FIKOM UIR: PELATIHAN KOMUNIKASI DAN PEMBUATAN LILIN AROMATERAPI DARI MINYAK JELANTAH
Dosen Universitas Amikom Yogyakarta (UAY) mengggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Mengelola Sampah di KSM Ngudi Rejeki Jongkangan melalui Komunikasi Penyuluhan. Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Riau (UIR) dengan Mitra Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KSM) Ngudi Rejeki Jongkangan pada Sabtu 25 Mei 2024 di Pendopo Jongkangan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, D.I.Y.
Kepala Dukuh Jongkangan Gandung Zainuri dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kesediaan dosen UAY yang bekerjasama dengan UIR untuk menggelar kegiatan tersebut di Padukuhan Jongkangan. "Apresiasi dan terima kasih bagi dosen-dosen yang bersedia rawuh di padukuhan kami yang tentunya dapat memberikan banyak manfaat bagi warga Jongkangan," ucapnya.
Sebagai bentuk Kolaborasi, materi komunikasi disampaikan oleh Assoc. Prof. Dr. Muhd Ar-Imam Riauan, M.Kom sebagai dosen Ilmu Komunikasi Fikom UIR. Beliau menyampaikan materi pengenai pentingnya komunikasi bagi pengurus KSM agar menyampaikan pesan pengelolaan sampah. "Kegiatan ini meningkatkan pengalaman komunikasi masyarakat dalam meningkatkan kesadaran lingkungan terhadap pengelolaan sampah. Sampah yang memikiki nilai jual ekonomis harus dimanfaatkan agar mengurangi sampah dan menciptakan peluang penghasilan baru bagi masyarakat dukuh," ujarnya.
Selain materi tentang komunikasi, kegiatan ini juga memberikan pelatihan pengelolaan minyak jelantah, sebagai limbah penggorengan di dapur untuk dijadikan lilin aromaterapi. Deppi Susilandari sebagai ketua KSM Ngudi Rejeki sekaligus menjadi pemateri pelatihan pembuatan lilin aromaterapi menyebutkan bahwa limbah Minyak Jelantah adalah limbah berbahaya karena merusak unsur tanah dan bisa menyebatkan salurab pipa air tersumbat apabila dibuang di saluran air. "Daripada merusak lingkungan maka kita manfaatkan saja jadi sesuatu yang bermanfaat seperti lilin aromaterapi," jelasnya.
Deppi juga menghimbau agar tidak hanya minyak jelantah, tapi sampah lainnya baik organik dan non organik harusnya juga harus dikelola dengan baik. "Mari kita meminimalisir sampah yang kita hasilkan dari aktivitas sehar-hari agar tidak terjadi lagi penumpukan sampah di TPA atau TPST yang ada di wilayah D.I.Y ini," himbaunya.
Sementara itu, Susi, salah satu peserta mengapresiasi kegiatan ini karena memberikan dua manfaat utama, yaitu pengetahuan tentang komunikasi dan pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. "Semoga ke depan ada lagi kegiatan pendampingan dan penyuluhan seperti ini," pungkasnya - (Kontributor Tim Sosmed, gz).
File Attachments