WUJUDKAN PENYAMAAN PERSEPSI, PRODI ILMU KOMUNIKASI GELAR SHARING PENGEMBANGAN KURIKULUM OBE 2025

Demi meningkatkan mutu dan kualitas pada peta rencana kurikulum, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta menggelar workhshop dan sharing session dalam pengembangan kurikulum berbasis OBE. Acara yang di selenggarakan oleh tim P3M ini bertempat di Gedung II Universitas AMIKOM Yogyakarta pada 19 februari 2025 yang menghadirkan dua narasumber ahli dalam penyusunan kurikulum OBE yaitu Taufik Rahman, P.hd. dan Budi Dwi Arifianto, M.Sn. Keduanya merupakan dosen prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.30 wib hinggan 15.30 wib dan dihadiri oleh tim Evaluasi Kurikulum Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta.
Kegiata dibuka oleh Monika Pretty Aprilia, S.I.P., M.Si selaku koordinator P3M, yang dilanjutkan dengan sambutan Sekertaris Prodi Ilmu Komunikasi Rivga Agusta, S.I.P., M.A. Tujuan dari kegiatan ini merupakan sebuah pondasi kokoh dari sebuah institusi Pendidikan yang berbentuk kurikulum. Untuk itu perlu adanya penyamaan persepsi terkait dengan pemahaman serta mengembangkan kurikulum menuju kurikulum yang lebih baik, Universitas AMIKOM Yogyakarta menggelar penyamaan persepsi dalam bentuk sharing pengembangan kurikulum sesuai penjelasan Monik dalam sambutannya.
“kegiatan penyamaan persepsi seperti ini penting untuk dilakukan mengingat keadaan dilapangan yang dialami oleh mahasiswa yang selalu berbeda-beda. Sehingga perlu adanya sharing pengalaman dan masukan dari berbagai pihak sebagai bahan refrensi untuk tim kurikulum OBE disini, jadi kita tahu hal terbaik apa yang bis akita maksimalkan untuk mahasiswa-mahasiswa disini”, imbuh Kadek Kiki Astria, S.I.Kom., M.A. salah satu tim kurikulum OBE prodi ilmu komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta.
Kegiatan terdiri dari dua sesi, dimana sesi pertama membahas mengenai capaian pembelajaran lulusan (CPL), perumusan capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK), sub capaian pembelajaran mata kuliah (Sub CPMK), serta unsur analisis pembelajaran atau alur logika yang jelas agar mahasiswa dapat memahami konsep secara mendalam dan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dengan adanya struktur ini, mahasiswa dapat lebih mudah menghubungkan teori dengan praktik serta dapat menerapkan pengetahuan dalam berbagai konteks, yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Di sesi ke dua diisi dengan cara penyusunan CPL dan metode pembelajaran berbasis kasus (case-based) sangat cocok diterapkan pada mata kuliah teori untuk meningkatkan pemahaman konseptual dan kemampuan analisis mahasiswa.
“Matakuliah teori memiliki aspek afektif yang dapat dikembangkan melalui proyek berbasis implementasi, bukan hanya rancangan saja. Selain itu, pendekatan case-based dapat diaplikasikan lebih lanjut dalam bentuk publikasi ilmiah di jurnal, sehingga mahasiswa dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan”, tegas Budi di sela pemaparan materi - (Tim P3M_KKA, Gz).
File Attachments
Galeri Gambar

